وَإِذْقَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ﴿ ١٣ ﴾ wa-i dz q aa la luqm aa nu li i bnihi wahuwa ya'i zh uhu y aa bunayya l aa tusyrik bi al l aa hi inna al sysyirka la zh ulmun 'a zh iim un
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Sobat ngaji yang berbahagia. Mari kita awali pertemuan kita kali ini dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ wujud syukur pada pagi hari ini kita akan belajar mengenai analisis hukum tajwid Surat Luqman ayat kita simak dulu terjemah atau arti dari Surat Luqman ayat 13 dan 14 berikut ini Ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan Allah itu benar-benar kezaliman yang besar.” Kami mewasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Wasiat Kami, “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku kamu langsung saja kita simak uraian hukum tajwidnya berikut iniPenjelasan secara terperinci dari hukum tajwidnya yakniقَالَ hukumnya mad asli atau mad thabi’i karena huruf qaf berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 hukumnya qalqalah sughra karena huruf qalqalah qaf’ disukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara hukumnya Mad asli atau mad thabi’i karena huruf mim berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 hukumnya qalqalah sughra karena huruf qalqalah ba’ disukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara hukumnya mad shilah qashirah sebab huruf ha kata ganti bertemu dengan huruf selain hamzah. Cara membacanya panjang 2 hukumnya mad shilah qashirah sebab huruf ha kata ganti bertemu dengan huruf selain hamzah. Cara membacanya panjang 2 hukumnya mad asli atau mad thabi’i karena huruf ya berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 hukumnya tarqiq karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah ba’ berharakat kasrah. Cara membacanya عَظِيْمٌ hukumnya idzhar karena huruf mim berharakat dhammah tanwin bertemu huruf ain. Dibaca عَظِيْمٌ hukumnya mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Huruf mim di sini yang diwaqaf. Cara membacanya panjang 2 sampai 6 hukumnya mad lin karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf shad berharakat fathah. Dibaca panjang 2 hukumnya mad asli atau mad thabi’i karena huruf sin berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 hukumnya mad asli atau mad thabi’i karena huruf wau berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 hukumnya mad lin karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf shad berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat. Akan tetapi bila kita mewaqafkannya pada setelah huruf ini maka panjangnya menjadi 6 hukumnya ghunnah karena huruf mim bertasydid. Cara membacanya dengung dengan ditahan sampai 3 عَلٰى hukumnya idzhar karena huruf nun berharakat fathah tanwin bertemu huruf ain. Dibaca secara وَّ hukumnya idgham bighunnah karena huruf nun berharakat kasrah tanwin bertemu huruf wau bertasydid. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 hukumnya mad asli atau mad thabi’i karena huruf shad berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 hukumnya mad asli atau mad thabi’i karena huruf fa’ berharakat kasrah bertemu ya sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 hukumnya mad lin karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf mim berharakat fathah. Dibaca panjang 2 لِيْ hukumnya mad asli atau mad thabi’i karena huruf lam berharakat kasrah bertemu ya sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 hukumnya mad asli atau mad thabi’i karena huruf wau berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 hukumnya mad lin karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf daal berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat. Akan tetapi bila kita mewaqafkannya pada setelah huruf ini maka panjangnya menjadi 6 hukumnya mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Huruf mim di sini yang diwaqaf. Cara membacanya panjang 2 sampai 6 pembahasan dari hukum tajwid Surat Luqman ayat 13-14. Uraian yang begitu lengkap dan jelas ini diharapkan akan membantu sobat ngaji semuanya. Mudah-mudahan memberi banyak manfat kepada banyak khalayak.
Padakesempatan ini kita akan mempelajari hukum tajwid surat Luqman ayat 13-14 disertai dengan penjelasan lengkapnya dan isi kandungan suratnya. Surat Luqman adalah surah yang turun sebelum Nabi Muhammad saw. Judul Surah: Bacaan Surat Luqman Ayat 1 34 Lengkap Dengan Arab Latin Dan Terjemahannya Quran Sayings : Format Surah: JPEG: Ukuran 31. QS. Luqman 34 ayat الٓمّٓ Alif-Laaam-Miiim 1. Alif Lam Mim تِلۡكَ اٰيٰتُ الۡكِتٰبِ الۡحَكِيۡمِۙ‏ Tilka Aayaatul Kitaabil Hakiim 2. Inilah ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung hikmah هُدًى وَّرَحۡمَةً لِّلۡمُحۡسِنِيۡنَۙ Hudanw wa rahmatal lilmuhsiniin 3. sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, الَّذِيۡنَ يُقِيۡمُوۡنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤۡتُوۡنَ الزَّكٰوةَ وَهُمۡ بِالۡاٰخِرَةِ هُمۡ يُوۡقِنُوۡنَؕ Allaziina yuqiimuunas Salaata wa yu'tuunaz Zakaata wa hum bil Aakhirati hum yuuqinuun 4. yaitu orang-orang yang melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan mereka meyakini adanya akhirat. اُولٰٓٮِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنۡ رَّبِّهِمۡ‌ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ Ulaaa'ika 'alaa hudam mir Rabbihim wa ulaaa'ika humul muflihuun 5. Merekalah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. وَمِنَ النَّاسِ مَنۡ يَّشۡتَرِىۡ لَهۡوَ الۡحَدِيۡثِ لِيُضِلَّ عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ بِغَيۡرِ عِلۡمٍ‌ۖ وَّيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ‌ؕ اُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عَذَابٌ مُّهِيۡنٌ Wa minan naasi mai-yashtarii lahuwal hadiisi li yudilla 'an sabiilil laahi bighairi 'ilminw wa yattakhizahaa huzuwaa; ulaaa'ika lahum 'azaabum muhiin 6. Dan di antara manusia ada orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. وَاِذَا تُتۡلٰى عَلَيۡهِ اٰيٰتُنَا وَلّٰى مُسۡتَكۡبِرًا كَاَنۡ لَّمۡ يَسۡمَعۡهَا كَاَنَّ فِىۡۤ اُذُنَيۡهِ وَقۡرًا‌ۚ فَبَشِّرۡهُ بِعَذَابٍ اَلِيۡمٍ Wa izaa tutlaa 'alayhi Aayaatunaa wallaa mustakbiran ka al lam yasma'haa ka anna fiii uzunwihi waqran fabash shiru bi'azaabin aliim 7. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya, maka gembirakanlah dia dengan azab yang pedih. اِنَّ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا وَعَمِلُوۡا الصّٰلِحٰتِ لَهُمۡ جَنّٰتُ النَّعِيۡمِۙ Innal laziina aamanuu wa 'amilus saalihaati lahum Janaatun Na'iim 8. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka akan mendapat surga-surga yang penuh kenikmatan, خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَا ؕ وَعۡدَ اللّٰهِ حَقًّا ‌ؕ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ Khaalidiina fiiha wa'dal laahi haqqoo; wa Huwal 'Aziizul Hakiim 9. mereka kekal di dalamnya, sebagai janji Allah yang benar. Dan Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana. خَلَقَ السَّمٰوٰتِ بِغَيۡرِ عَمَدٍ تَرَوۡنَهَا‌ وَاَ لۡقٰى فِى الۡاَرۡضِ رَوَاسِىَ اَنۡ تَمِيۡدَ بِكُمۡ وَبَثَّ فِيۡهَا مِنۡ كُلِّ دَآ بَّةٍ‌ ؕ وَاَنۡزَلۡنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَنۡۢبَتۡنَا فِيۡهَا مِنۡ كُلِّ زَوۡجٍ كَرِيۡمٍ Khalaqas samaawaati bi ghairi 'amadin tarawnahaa wa alqoo fil ardi rawaasiya an tamiida bikum wa bassa fiihaa min kulli daaabbah; wa anzalnaa minas samaaa'i maaa'an fa ambatnaa fiiha min kulli zawjin kariim 10. Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung di permukaan bumi agar ia bumi tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. هٰذَا خَلۡقُ اللّٰهِ فَاَرُوۡنِىۡ مَاذَا خَلَقَ الَّذِيۡنَ مِنۡ دُوۡنِهٖ‌ؕ بَلِ الظّٰلِمُوۡنَ فِىۡ ضَلٰلٍ مُّبِيۡنٍ Haazaa khalqul laahi fa aruunii maazaa khalaqal laziina min duunih; baliz zaalimuuna fii dalalim Mubiin 11. Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sesembahanmu selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zhalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata. وَلَقَدۡ اٰتَيۡنَا لُقۡمٰنَ الۡحِكۡمَةَ اَنِ اشۡكُرۡ لِلّٰهِ‌ؕ وَمَنۡ يَّشۡكُرۡ فَاِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهٖ‌ۚ وَمَنۡ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِىٌّ حَمِيۡدٌ‏ Wa laqad aatainaa Luqmaanal hikmata anishkur lillaah; wa many yashkur fa innamaa yashkuru linafsihii wa man kafara fa innal laaha Ghaniyyun Hamiid 12. Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur kufur, maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji." وَاِذۡ قَالَ لُقۡمٰنُ لِا بۡنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَىَّ لَا تُشۡرِكۡ بِاللّٰهِ ‌ؕاِنَّ الشِّرۡكَ لَـظُلۡمٌ عَظِيۡمٌ Wa iz qoola luqmaanu libnihii wa huwa ya'izuhuu ya bunaiya laa tushrik billaah; innash shirka lazulmun 'aziim 13. Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezhaliman yang besar." وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسٰنَ بِوَالِدَيۡهِ‌ۚ حَمَلَتۡهُ اُمُّهٗ وَهۡنًا عَلٰى وَهۡنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِىۡ عَامَيۡنِ اَنِ اشۡكُرۡ لِىۡ وَلِـوَالِدَيۡكَؕ اِلَىَّ الۡمَصِيۡرُ Wa wassainal bi waalidaihi hamalat hu ummuhuu wahnan 'alaa wahninw wa fisaaluhuu fii 'aamaini anishkur lii wa liwaalidaika ilaiyal masiir 14. Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. وَاِنۡ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنۡ تُشۡرِكَ بِىۡ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهٖ عِلۡمٌ ۙ فَلَا تُطِعۡهُمَا‌ وَصَاحِبۡهُمَا فِى الدُّنۡيَا مَعۡرُوۡفًا‌ۖ وَّاتَّبِعۡ سَبِيۡلَ مَنۡ اَنَابَ اِلَىَّ ‌ۚ ثُمَّ اِلَىَّ مَرۡجِعُكُمۡ فَاُنَبِّئُكُمۡ بِمَا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ Wa in jaahadaaka 'alaaa an tushrika bii maa laisa laka bihii 'ilmun falaa tuti'humaa wa saahib humaa fid dunyaa ma'ruufanw wattabi' sabiila man anaaba ilayy; summa ilaiya marji'ukum fa unabbi'ukum bimaa kuntum ta'maluun 15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. يٰبُنَىَّ اِنَّهَاۤ اِنۡ تَكُ مِثۡقَالَ حَبَّةٍ مِّنۡ خَرۡدَلٍ فَتَكُنۡ فِىۡ صَخۡرَةٍ اَوۡ فِى السَّمٰوٰتِ اَوۡ فِى الۡاَرۡضِ يَاۡتِ بِهَا اللّٰهُ ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيۡفٌ خَبِيۡرٌ Ya bunaiya innahaaa in taku misqoola habbatim min khardalin fatakun fii sakhratin aw fis samaawaati aw fil ardi yaati bihal laa; innal laaha latiifun Khabiir 16. Lukman berkata, "Wahai anakku! Sungguh, jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti. يٰبُنَىَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَاۡمُرۡ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَانۡهَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَاصۡبِرۡ عَلٰى مَاۤ اَصَابَكَ‌ؕ اِنَّ ذٰلِكَ مِنۡ عَزۡمِ الۡاُمُوۡرِ‌ۚ Yaa bunaiya aqimis-Salaata waamur bilma'ruufi wanha 'anil munkari wasbir 'alaa maaa asaabaka inna zaalika min 'azmil umuur 17. Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah manusia berbuat yang makruf dan cegahlah mereka dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting. وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ Wa laa tusa'-'ir khaddaka linnaasi wa laa tamshi fil ardi maarahan innal laaha laa yuhibbu kulla mukhtaalin fakhuur 18. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia karena sombong dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. وَاقۡصِدۡ فِىۡ مَشۡيِكَ وَاغۡضُضۡ مِنۡ صَوۡتِكَ‌ؕ اِنَّ اَنۡكَرَ الۡاَصۡوَاتِ لَصَوۡتُ الۡحَمِيۡرِ Waqsid fii mashyika waghdud min sawtik; inna ankaral aswaati lasawtul hamiir 19. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." اَلَمۡ تَرَوۡا اَنَّ اللّٰهَ سَخَّرَ لَكُمۡ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ وَاَسۡبَغَ عَلَيۡكُمۡ نِعَمَهٗ ظَاهِرَةً وَّبَاطِنَةً ‌ؕ وَمِنَ النَّاسِ مَنۡ يُّجَادِلُ فِى اللّٰهِ بِغَيۡرِ عِلۡمٍ وَّلَا هُدًى وَّلَا كِتٰبٍ مُّنِيۡرٍ Alam taraw annal laaha sakhkhara lakum maa fis sa maawaati wa maa fil ardi wa asbaha 'alaikum ni'amahuu zaahiratanw wa baatinah; wa minan naasi many yujaadilu fil laahi bighayri 'ilminw wa laa hudanw wa laa Kitaabim muniir 20. Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk kepentinganmu dan menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin. Tetapi di antara manusia ada yang membantah tentang keesaan Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. sesungguhnyamempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (Luqman: 13) Yakni perbuatan mempersekutukan Allah adalah perbuatan aniaya yang paling besar. Assalaamu’alaikum, Hallo Sobat pada artikel ini akan diuraikan hukum tajwid surat Luqman ayat 13-14. Surat Luqman adalah surat ke-31 dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 34 ayat. Surat ini termasuk kedalam golongan surah Makkiyah, sebab diturunkan di kota Mekkah. Isi surat ini mengingatkan kepada seorang anak agar tidak mempersekutukan Allah SWT, hal ini merupakan tujuan pokok harapan orang tua tehadap pendidikan anaknya. Hukum Tajwid Surat Luqman ayat 13-14 penting untuk dipelajari. Sebab terdapat banyak sekali kaidah bacaan atau hukum tajwid yang perlu kita pahami dalam ayat tersebut. Hukum menerapkan kaidah ilmu tajwid ketika membaca Al-Quran adalah fardhu ain, sedangkan mempelajari teorinya termasuk fardhu kifayah. Membaca Al Quran sesuai kaidah hukum tajwid sangat penting untuk dipraktekkan agar benar saat melafalkannya. Selain itu, mengetahui hukum bacaan juga sangat penting supaya ayat yang dibaca tidak salah pemaknaannya. Pembahasan ini diterbitkan bertujuan untuk membantu umat Islam memahami hukum tajwid secara benar. Adapun prakteknya, setiap muslim dianjurkan untuk tetap belajar kepada seorang guru secara langsung. Pembahasan artikel ini mencakup hukum mad, hukum nun dan mim sukun, ghunnah, qolqolah, hukum Lam Jalalah, serta alif lam yang ada pada surat Luqman ayat 13-14. Berikut ini adalah hukum tajwid Surat Luqman ayat 13-14 lengkap dengan tulisan Arab, latin, arti, dan penjelasannya secara rinci. اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ وَاِ ذْ قَا لَ لُقْمٰنُ لِا بْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِا للّٰهِ ۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَـظُلْمٌ عَظِيْمٌ wa iz qoola luqmaanu libnihii wa huwa ya’izhuhuu yaa bunayya laa tusyrik billaah, innasy-syirka lazhulmun azhiim “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” QS. Luqman 31 Ayat 13. وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسٰنَ بِوَا لِدَيْهِ ۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِيْ عَا مَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِـوَا لِدَيْكَ ۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ wa washshoinal-ingsaana biwaalidaiih, hamalat-hu ummuhuu wahnan alaa wahniw wa fishooluhuu fii aamaini anisykur lii wa liwaalidaiik, ilayyal-mashiir “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” QS. Luqman 31 Ayat 14. “Pengertian Mad Thabi’i” Mad thabi’i وَاِ ذْ قَا لَ لُقْمٰنُ Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi’i mad ashli, sebab huruf alif mati setelah fathah, dan fathah berdiri diatas huruf Mim. Panjang mad thabi’i yaitu 1 alif dua harakat. Qolqolah sughra لِا بْنِهٖ Tajwid pada kata diatas adalah Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Ba sukun asli. Mad shilah qashirah, sebab Ha dlomir berharakat kasrah berdiri dan tidak menghadapi huruf mad dan tidak disambung ke huruf didepannya. Huruf sebelumnya berharakat. Panjang mad shilah qashirah adalah 1 alif dua harakat. Mad shilah qashirah وَهُوَ يَعِظُهٗ Tajwid pada kata diatas adalah Mad shilah qashirah, sebab Ha dlomir berharakat dlommah terbalik dan tidak menghadapi huruf mad dan tidak disambung ke huruf didepannya. يٰبُنَيَّ Tajwid pada kata diatas adalah Mad ashli mad thabi’i, sebab fathah berdiri diatas huruf Ya. “Hukum Lam Jalalah” Hukum Lam Jalalah لَا تُشْرِكْ بِا للّٰهِ ۗ Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi’i mad ashli, sebab huruf alif mati setelah fathah. Huruf Ra dibaca tarqiq tipis, sebab berharakat kasrah. Tarqiq tipis, sebab Lam Jalalah didahului oleh kasrah, lalu dibaca dengan panjang 1 alif. Alif lam syamsiyah اِنَّ الشِّرْكَ Tajwid pada kata diatas adalah Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid. Cara membaca ghunnah yaitu huruf nun dibaca dengung ditahan antara 2-3 harakat. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf Syin, tandanya ada tasydid. Cara membaca alif lam syamsiyah yaitu huruf lam diidghamkan dimasukkan kedalam huruf yang ada didepannya, jadi bunyi huruf lam tidak tampak. Idzhar halqi لَـظُلْمٌ عَظِيْمٌ Tajwid pada kata diatas adalah Idzhar halqi, sebab tanwin dlommah menghadapi huruf Ain. Mad aridl lissukun bila dibaca waqaf, sebab mad thabi’i Ya mati setelah kasrah menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf. Tajwid surat Luqman ayat 14 “Hukum Ikhfa” Ikhfa ausath وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسٰنَ Tajwid pada kalimat diatas adalah Haraf lin huruf lin, sebab huruf Ya mati setelah fathah. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Hamzah, tandanya ada sukun. Ikhfa Ausath pertengahan, sebab Nun mati menghadapi huruf Sin. Cara membaca ikhfa ausath adalah bacaan ikhfa dan ghunnahnya sama sedang. Mad ashli mad thabi’i, sebab fathah berdiri diatas huruf Sin. Haraf lin بِوَا لِدَيْهِ ۚ Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi’i mad ashli, sebab huruf alif mati setelah fathah. Haraf lin huruf lin, sebab huruf Ya mati setelah fathah. Mad Lin atau Mad Layin bila bacaan berhenti/waqaf, sebab huruf Ya mati setelah fathah menghadapi huruf hidup HA lalu bacaannya diwaqafkan berhenti. Panjang Mad lin antara 2, 4 atau 6 harakat. Hames حَمَلَتْهُ Tajwid pada kata diatas adalah Hames, sebab huruf Ta disukun, cara membaca Hams Hames yaitu keluar aliran udara dari mulut ketika membaca huruf Ta disukun. “Contoh Idgham bila ghunnah” Ghunnah اُمُّهٗ Tajwid pada kata diatas adalah Ghunnah, sebab huruf Mim ditasydid. Mad shilah qashirah, sebab Ha dlomir berharakat dlommah terbalik dan tidak menghadapi huruf mad dan tidak disambung ke huruf didepannya. Huruf sebelumnya berharakat. Panjang mad shilah qashirah adalah 1 alif dua harakat. “Contoh Idgham bighunnah” Idgham bighunnah وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصٰلُهٗ Tajwid pada kalimat diatas adalah Idzhar halqi, sebab tanwin fathah menghadapi huruf Ain. Mad ashli mad thabi’i, sebab fathah berdiri diatas huruf Lam dan Shad. Idgham bighunnah idgham ma’al ghunnah, sebab tanwin kasrah menghadapi huruf Wawu, lalu bacaannya didengungkan. Mad shilah qashirah, sebab Ha dlomir berharakat dlommah terbalik dan tidak menghadapi huruf mad dan tidak disambung ke huruf didepannya. فِيْ عَا مَيْنِ Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi’i mad ashli, sebab huruf ya mati setelah kasrah dan alif mati setelah fathah. Haraf lin huruf lin, sebab huruf Ya mati setelah fathah. اَنِ اشْكُرْ لِيْ Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi’i mad ashli, sebab huruf ya mati setelah kasrah. Mad lin وَلِـوَا لِدَيْكَ ۗ Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi’i mad ashli, sebab huruf alif mati setelah fathah. Mad Lin atau Mad Layin, sebab huruf Ya mati setelah fathah menghadapi huruf hidup lalu bacaannya diwaqafkan berhenti. Sedangkan bila bacaannya disambung nama hukum tajwidnya haraf lin. Mad aridl lissukun اِلَيَّ الْمَصِيْرُ Tajwid pada kata diatas adalah Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Mim, tandanya ada sukun. Mad aridl lissukun bila dibaca waqaf, sebab mad thabi’i Ya mati setelah kasrah menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf. Panjang mad aridl lissukun adalah 2, 4 atau 6 harakat. Demikian pembahasan analisa hukum tajwid surat Luqman ayat 13-14, semoga bermanfaat dan bisa dipraktekkan. Tajwid surat Luqman ayat 13Mad thabi’iQolqolah sughraMad shilah qashirahHukum Lam JalalahAlif lam syamsiyahIdzhar halqiTajwid surat Luqman ayat 14Ikhfa ausathHaraf linHamesGhunnahIdgham bighunnahMad linMad aridl lissukun يٰبُنَىَّلَا تُشْرِكْ بِاللهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ("hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan allah, sesungguhnya mempersekutukan (allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar") bahkan itu adalah kezaliman yang paling besar, sebab kezaliman adalah menyelewengkan suatu hak dari pemiliknya, dan hak ibadah adalah milik allah 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID lMvcx8AUN1PiCkQHbSkFOymm79_71NSapcMVt8Qen5bKwZOyiy7eyg==
SuratLuqman ayat 13-14 adalah firmanNya yang dapat menjadi nasihat bagi umat muslim. Sebagai muslim, kita wajib melaksanakan nasihat dan peringatan tersebut.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ الۤمّۤ ۗ Alif lām mīm. Alif Lām Mīm. تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْحَكِيْمِۙ Tilka āyātul-kitābil-ḥakīmi. Itulah ayat-ayat Al-Kitab Al-Qur’an yang penuh hikmah, هُدًى وَّرَحْمَةً لِّلْمُحْسِنِيْنَۙ Hudaw wa raḥmatal lil-muḥsinīna. sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ بِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ Allażīna yuqīmūnaṣ-ṣalāta wa yu'tūnaz-zakāta wa hum bil-ākhirati hum yūqinūna. yaitu orang-orang yang menegakkan salat, menunaikan zakat, dan meyakini adanya akhirat. اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ Ulā'ika alā hudam mir rabbihim wa ulā'ika humul-mufliḥūna. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّشْتَرِيْ لَهْوَ الْحَدِيْثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِغَيْرِ عِلْمٍۖ وَّيَتَّخِذَهَا هُزُوًاۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ Wa minan-nāsi may yasytarī lahwal-ḥadīṡi liyuḍilla an sabīlillāhi bigairi ilmiw wa yattakhiżahā huzuwān, ulā'ika lahum ażābum muhīnun. Di antara manusia ada orang yang membeli percakapan kosong untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا وَلّٰى مُسْتَكْبِرًا كَاَنْ لَّمْ يَسْمَعْهَا كَاَنَّ فِيْٓ اُذُنَيْهِ وَقْرًاۚ فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ Wa iżā tutlā alaihi āyātunā wallā mustakbiran ka'allam yasmahā ka'anna fī użunaihi waqrān, fabasyyirhu biażābin alīmin. Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia tidak mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya. Maka, berilah kabar gembira kepadanya dengan azab yang pedih. اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَهُمْ جَنّٰتُ النَّعِيْمِۙ Innal-lażīna āmanū wa amiluṣ-ṣāliḥāti lahum jannātun naīmi. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, baginya surga-surga yang penuh kenikmatan. خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ وَعْدَ اللّٰهِ حَقًّاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ Khālidīna fīhā, wadallāhi ḥaqqān, wa huwal-azīzul-ḥakīmu. Mereka kekal di dalamnya sebagai janji Allah yang benar. Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. خَلَقَ السَّمٰوٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَاَلْقٰى فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَاۤبَّةٍۗ وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيْمٍ Khalaqas-samāwāti bigairi amadin taraunahā wa alqā fil-arḍi rawāsiya an tamīda bikum wa baṡṡa fīhā min kulli dābbahtin, wa anzalnā minas-samā'i mā'an fa ambatnā fīhā min kulli zaujin karīmin. Dia menciptakan langit tanpa tiang seperti yang kamu lihat dan meletakkan di bumi gunung-gunung yang kukuh agar ia tidak mengguncangkanmu serta menyebarkan padanya bumi segala jenis makhluk bergerak. Kami juga menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami menumbuhkan padanya segala pasangan yang baik. هٰذَا خَلْقُ اللّٰهِ فَاَرُوْنِيْ مَاذَا خَلَقَ الَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهٖۗ بَلِ الظّٰلِمُوْنَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ࣖ Hāżā khalqullāhi fa arūnī māżā khalaqal-lażīna min dūnihī, baliẓ-ẓālimūna fī ḍalālim mubīnin. Inilah ciptaan Allah. Maka, perlihatkanlah kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahanmu selain-Nya. Sebenarnya orang-orang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata. وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗوَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ Wa laqad ātainā luqmānal-ḥikmata anisykur lillāhi, wa may yasykur fa'innamā yasykuru linafsihī, wa man kafara fa'innallāha ganiyyun ḥamīdun. Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur tidak bersyukur, sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.” وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ Wa iż qāla luqmānu libnihī wa huwa yaiẓuhū yā bunayya lā tusyrik billāhi, innasy-syirka laẓulmun aẓīmun. Ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan Allah itu benar-benar kezaliman yang besar.” وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ Wa waṣṣainal-insāna biwālidaihi, ḥamalathu ummuhū wahnan alā wahniw wa fiṣāluhū fī āmaini anisykur lī wa liwālidaika, ilayyal-maṣīru. Kami mewasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Wasiat Kami, “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku kamu kembali. وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ Wa in jāhadāka alā an tusyrika bī mā laisa laka bihī ilmun falā tuṭihumā wa ṣāḥibhumā fid-dun-yā marūfān, wattabi sabīla man anāba ilayyaa, ṡumma ilayya marjiukum fa unabbi'ukum bimā kuntum tamalūna. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, tetapi pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan. يٰبُنَيَّ اِنَّهَآ اِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ Yā bunayya innahā in taku miṡqāla ḥabbatim min khardalin fatakun fī ṣakhratin au fis-samāwāti au fil-arḍi ya'ti bihallāhu, innallāha laṭīfun khabīrun. Luqman berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya jika ada suatu perbuatan seberat biji sawi dan berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan menghadirkannya untuk diberi balasan. Sesungguhnya Allah Mahalembut lagi Mahateliti. يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ Yā bunayya aqimiṣ-ṣalāta wa'mur bil-marūfi wanha anil-munkari waṣbir alā mā aṣābaka, inna żālika min azmil-umūri. Wahai anakku, tegakkanlah salat dan suruhlah manusia berbuat yang makruf dan cegahlah mereka dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang harus diutamakan. وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ Wa lā tuṣair khaddaka lin-nāsi wa lā tamsyi fil-arḍi maraḥān, innallāha lā yuḥibbu kulla mukhtālin fakhūrin. Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia karena sombong dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri. وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ اِنَّ اَنْكَرَ الْاَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ ࣖ Waqṣid fī masy-yika wagḍuḍ min ṣautika, inna ankaral-aṣwāti laṣautul-ḥamīri. Berlakulah wajar dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” اَلَمْ تَرَوْا اَنَّ اللّٰهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ وَاَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهٗ ظَاهِرَةً وَّبَاطِنَةً ۗوَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُّجَادِلُ فِى اللّٰهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَّلَا هُدًى وَّلَا كِتٰبٍ مُّنِيْرٍ Alam tarau annallāha sakhkhara lakum mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi wa asbaga alaikum niamahū ẓāhirataw wa bāṭinahtan, wa minan-nāsi may yujādilu fillāhi bigairi ilmiw wa lā hudaw wa lā kitābim munīrin. Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu. Dia juga menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya yang lahir dan batin untukmu. Akan tetapi, di antara manusia ada yang membantah keesaan Allah tanpa berdasarkan ilmu, petunjuk, dan kitab suci yang menerangi. وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّبِعُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ قَالُوْا بَلْ نَتَّبِعُ مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ اٰبَاۤءَنَاۗ اَوَلَوْ كَانَ الشَّيْطٰنُ يَدْعُوْهُمْ اِلٰى عَذَابِ السَّعِيْرِ Wa iżā qīla lahumuttabiū mā anzalallāhu qālū bal nattabiu mā wajadnā alaihi ābā'anā, awalau kānasy-syaiṭānu yadūhum ilā ażābis-saīri. Apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang diturunkan Allah!” mereka menjawab, “Tidak. Kami justru hanya mengikuti kebiasaan yang kami dapati dari nenek moyang kami.” Apakah mereka akan mengikuti nenek moyang mereka, walaupun sebenarnya setan menyeru mereka ke dalam azab api yang menyala-nyala neraka? ۞ وَمَنْ يُّسْلِمْ وَجْهَهٗٓ اِلَى اللّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰىۗ وَاِلَى اللّٰهِ عَاقِبَةُ الْاُمُوْرِ Wa may yuslim wajhahū ilallāhi wa huwa muḥsinun faqadistamsaka bil-urwatil-wuṡqā, wa ilallāhi āqibatul-umūri. Siapa yang berserah diri kepada Allah dan dia seorang muhsin, maka sungguh dia telah berpegang teguh pada buhul tali yang kukuh. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan. وَمَنْ كَفَرَ فَلَا يَحْزُنْكَ كُفْرُهٗۗ اِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ فَنُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ Wa man kafara falā yaḥzunka kufruhū, ilainā marjiuhum fanunabbi'uhum bimā amilū, innallāha alīmum biżātiṣ-ṣudūri. Siapa yang kufur, maka janganlah kekufurannya itu membuatmu Nabi Muhammad sedih. Kepada Kamilah tempat kembali mereka, lalu Kami memberitakan kepadanya apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati. نُمَتِّعُهُمْ قَلِيْلًا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ اِلٰى عَذَابٍ غَلِيْظٍ Numattiuhum qalīlan ṡumma naḍṭarruhum ilā ażābin galīẓin. Kami membiarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami memaksa mereka masuk ke dalam azab yang keras. وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ ۗقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ۗبَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ Wa la'in sa'altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa layaqūlunnallāhu, qulil-ḥamdu lillāhi, bal akṡaruhum lā yalamūna. Sungguh, jika engkau Nabi Muhammad bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” pasti mereka akan menjawab, “Allah.” Katakanlah, “Segala puji bagi Allah,” tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ Lillāhi mā fis-samāwāti wal-arḍi, innallāha huwal-ganiyyul-ḥamīdu. Milik Allahlah apa yang di langit dan di bumi. Sesungguhnya Allahlah Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji. وَلَوْ اَنَّ مَا فِى الْاَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ اَقْلَامٌ وَّالْبَحْرُ يَمُدُّهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖ سَبْعَةُ اَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمٰتُ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ Wa lau anna mā fil-arḍi min syajaratin aqlāmuw wal-baḥru yamudduhū mim badihī sabatu abḥurim mā nafidat kalimātullāhi, innallāha azīzun ḥakīmun. Seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan menjadi tinta ditambah tujuh lautan lagi setelah kering-nya, niscaya tidak akan pernah habis kalimatullah ditulis dengannya. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. مَا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ اِلَّا كَنَفْسٍ وَّاحِدَةٍ ۗاِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌۢ بَصِيْرٌ Mā khalqukum wa lā baṡukum illā kanafsiw wāḥidahtin, innallāha samīum baṣīrun. Menciptakan dan membangkitkan kamu bagi Allah hanyalah seperti mudahnya menciptakan dan membangkitkan satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَيُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَۖ كُلٌّ يَّجْرِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّاَنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ Alam tara annallāha yūlijul-laila fin-nahāri wa yūlijun-nahāra fil-laili wa sakhkharasy-syamsa wal-qamara, kulluy yajrī ilā ajalim musammaw wa annallāha bimā tamalūna khabīrun. Tidakkah engkau memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang, memasukkan siang ke dalam malam, dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar sampai pada waktu yang ditentukan? Tidakkah pula engkau memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan? ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْحَقُّ وَاَنَّ مَا يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهِ الْبَاطِلُۙ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ ࣖ Żālika bi'annallāha huwal-ḥaqqu wa anna mā yadūna min dūnihil-bāṭilu, wa annallāha huwal-aliyyul-kabīru. Demikian itu karena sesungguhnya Allahlah Tuhan yang sebenar-benarnya, apa saja yang mereka seru selain Allah adalah batil, dan sesungguhnya Allahlah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar. اَلَمْ تَرَ اَنَّ الْفُلْكَ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِنِعْمَتِ اللّٰهِ لِيُرِيَكُمْ مِّنْ اٰيٰتِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ Alam tara annal-fulka tajrī fil-baḥri binimatillāhi liyuriyakum min āyātihī, inna fī żālika la'āyātil likulli ṣabbārin syakūrin. Tidakkah engkau memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut berkat nikmat Allah agar Dia memperlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur. وَاِذَا غَشِيَهُمْ مَّوْجٌ كَالظُّلَلِ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۚ فَلَمَّا نَجّٰىهُمْ اِلَى الْبَرِّ فَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌۗ وَمَا يَجْحَدُ بِاٰيٰتِنَآ اِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ كَفُوْرٍ Wa iżā gasyiyahum maujun kaẓ-ẓulali daawullāha mukhliṣīna lahud-dīna, falammā najjāhum ilal-barri faminhum muqtaṣidun, wa mā yajḥadu bi'āyātinā illā kullu khattārin kafūrin. Apabila mereka digulung ombak besar seperti awan tebal, mereka menyeru kepada Allah dengan memurnikan ketaatan hanya bagi-Nya. Kemudian, ketika Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, sebagian kecil saja di antara mereka yang tetap menempuh jalan yang lurus. Tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain pengkhianat yang tidak berterima kasih. يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِيْ وَالِدٌ عَنْ وَّلَدِهٖۖ وَلَا مَوْلُوْدٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَّالِدِهٖ شَيْـًٔاۗ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۗ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللّٰهِ الْغَرُوْرُ Ya ayyuhan-nāsuttaqū rabbakum wakhsyau yaumal lā yajzī wālidun aw waladihī, wa lā maulūdun huwa jāzin aw wālidihī syai'ān, inna wadallāhi ḥaqqun falā tagurrannakumul-ḥayātud-dun-yā, wa lā yagurrannakum billāhil-garūru. Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah akan hari yang ketika itu seorang bapak tidak dapat membela anaknya dan seorang anak tidak dapat pula membela bapaknya sedikit pun! Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kamu diperdaya oleh kehidupan dunia dan jangan sampai karena kebaikan-kebaikan Allah kamu diperdaya oleh penipu. اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ࣖ Innallāha indahū ilmus-sāahti, wa yunazzilul-gaiṡa, wa yalamu mā fil-arḥāmi, wa mā tadrī nafsum māżā taksibu gadān, wa mā tadrī nafsum bi'ayyi arḍin tamūtu, innallāha alīmun khabīrun. Sesungguhnya Allah memiliki pengetahuan tentang hari Kiamat, menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan dia kerjakan besok. Begitu pula, tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti. Quick Links Yasin Al Waqiah Al Kahfi Al Mulk Ar Rahman An Nasr Al Baqarah At Tin Al Fatihah An Nas An Naba Al Qariah 13 "dan ketika luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya," atau dia mengatakan perkataan kepadanya yang dengannya dia menasihatinya. Nasihat adalah perintah dan larangan yang disertai dengan targib dan tarhib. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID _w3odBj8nDHjQ1ZOfktOB4TEoqAltk_MnqRk-5JIVdrKBaTvAxwunA==
SurahLuqman adalah surah yang turun setelah surah Ash shaaffat dan sebelum turunnya surah Saba'. Surah Luqman merupakan surah yang terletak pada urutan 31 pada mushaf Al qur'an. Hukum tajwid pada surah luqman ayat 13 adalah mad asli, qalqalah sughra, ra tarqiq, lam jalalah tarqiq, ghunnah, alif lam syamsyiah, idzhar syafawi dan mad 'aridlisukun.
X80T5B.
  • 1iufmmdy15.pages.dev/932
  • 1iufmmdy15.pages.dev/446
  • 1iufmmdy15.pages.dev/662
  • 1iufmmdy15.pages.dev/965
  • 1iufmmdy15.pages.dev/356
  • 1iufmmdy15.pages.dev/935
  • 1iufmmdy15.pages.dev/262
  • 1iufmmdy15.pages.dev/710
  • 1iufmmdy15.pages.dev/103
  • 1iufmmdy15.pages.dev/811
  • 1iufmmdy15.pages.dev/780
  • 1iufmmdy15.pages.dev/901
  • 1iufmmdy15.pages.dev/574
  • 1iufmmdy15.pages.dev/884
  • 1iufmmdy15.pages.dev/709
  • hukum bacaan surat luqman ayat 13